REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah memastikan terminal gas alam cair atau liquid natural gas (LNG) di Benoa, Denpasar akan beroperasi akhir Januari 2016. Nilai investasi infrastruktur yang melibatkan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III itu mencapai Rp 4 triliun.
"Harusnya sudah beroperasi akhir Desember ini, namun kapalnya masih dalam proses penyelesaian sehingga diundur akhir Januari 2016," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, I Gusti Ngurah Wiratmaja Puja, Jumat (11/12).
Pengerjaan kapal pengangkut gas alam cair tersebut saat ini hampir selesai di Korea Selatan. Puja mengatakan kapal nantinya akan berlabuh di Pelabuhan Bakar Bakar Minyak (BBM) Benoa.
Proyek terminal LNG Denpasar bisa menyuplai gas mencapai 35-50 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Gas ini akan dipasok terutama untuk pembangkit PT Indonesia Power, juga memasok energi primer yang bersih ke pusat listrik Pesanggaran oleh PT Perta Daya Gas.
Keberadaan terminal LNG ini bisa juga memasok kebutuhan listrik untuk resort dan hotel di area Denpasar. Sifat LNG yang dingin -160'C bisa dimanfaatkan untuk cold storage oleh industri perikanan di sekitar lokasi.
Perta Daya Gas pertama akan menggunakan LNG yang dibawa dari Bontang. LNG selanjutnya akan diproses di kapal dan diregasifikasi di Denpasar. Gas akan disuplai ke pusat listrik di Pesanggaran secara bertahap, mulai dari 200 mega watt (MW).
Total kebutuhan lahan untuk Terminal LNG Denpasar mencapai 5,6 hektare(ha). Luas area yang efektif dimanfaatkan mencapai dua ha, sedangkan sisanya untuk area isolasi, penghijauan, dan sebagainya.
Penggunaan gas efektif menghemat biaya bahan bakar di Bali. Representative Officer Pembangunan LNG Kawasan Indonesia Timur Cabang Bali, I Cening Widhiana sebelumnya mengatakan Bali rata-rata menyubsidi kendaraan menggunakan BBM subsidi hingga empat triliun per tahun.
"Jika jumlah ini kita alihkan ke gas, maka penghematannya bisa dialihkan ke sektor lain," katanya.