Selasa 08 Dec 2015 13:16 WIB

BI Yakin Ekonomi Indonesia Lebih Sehat dan Seimbang

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Jakarta, Ibukota ekonomi Indonesia
Foto: VOA
Jakarta, Ibukota ekonomi Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar optimis, perekonomian Indonesia akan kembali membaik dengan ditopang struktur ekonomi yang lebih sehat, seimbang, dan berdaya tahan.

"Optimisme kami terhadap ketahanan ekonomi tidak terlepas dari komitmen kita bersama untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, didukung oleh kebijakan yang konsisten dan bersinergi satu sama lain,"  ujarnya dalam Seminar Penguatan Kerjasama Antar Daerah untuk Mendorong Kemajuan Perekonomian Priangan Timur, di Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya, Jawa Barat, kemarin.

Ia mengatakan, perekonomian global pada 2015 diperkirakan melemah sejalan dengan pelemahan ekonomi Cina dan India. Pada 2016 perekonomian global mulai membaik ditopang oleh perbaikan ekonomi Amerika dan Eropa, sementara Jepang masih tumbuh terbatas, dan pelemahan ekonomi Cina masih berlanjut.

Perbaikan ekonomi Indonesia, lanjut Hedart, akan terus berlanjut pada triwulan IV 2015 ditopang akselerasi pelaksanaan proyek infrastruktur pemerintah. Selain itu, investasi swasta diharapkan meningkat sejalan dengan rangkaian paket kebijakan pemerintah, termasuk berbagai deregulasi yang mendukung iklim investasi, serta meningkatnya penyaluran kredit

perbankan sehingga ekonomi dapat tumbuh antara 4,7-5,1 persen.

Ia menambahkan, perekonomian 2015 diperkirakan juga akan diwarnai oleh inflasi yang terjaga di batas bawah kisaran sasaran 4±1 persen. Di samping berlanjutnya peningkatan proyek infrastruktur pemerintah, mulai meningkatnya investasi swasta, serta konsumsi yang tetap kuat, pertumbuhan ekonomi 2016 juga ditopang oleh perbaikan ekspor seiring pemulihan ekonomi global.

"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2016 tumbuh meningkat menjadi 5,2-5,6 persen. Melalui kerjasama berbagai pihak dalam TPI dan TPID dalam memitigasi risiko tekanan inflasi, kami perkirakan inflasi masih berada pada kisaran atas sasaran 4±1 persen," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement