REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Untuk mendukung perkembangan keuangan syariah, Turki membentuk rancangan koordinasi bersama pengembangan perbankan syariah.
Deputi Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek mengatakan persiapan pembentukan tim koordinasi perbankan syariah di Turki telah dimulai. Studi mengenai tim ini pun sudah disampaikan ke Perdana Menteri Turki.
Simsek secara khusus menekankan naiknya popularitas perbankan tanpa bunga di Turki sejak krisis keuangan 2008. Sebagai role model pengembangan keuangan syariah, Turki akan mencontoh Inggris.
Inggris pertama kali menerbitkan sukuk senilai 200 juta poundsterling pada Juni 2014. Secretary on Islamic Finance pada 2011 diluncurkan untuk mengoordinasikan dan mendukung pengembangan keuangan syariah di sana.
''Satuan Tugas Keuangan Islam (IFTF) di Inggris juga sengaja didirikan pada 2013 untuk menjadikan Inggris pusat keuangan Islam internasional. Dengan begitu, investasi di sektor ini bisa diamankan,'' kata Simsek seperti dikutip kantor berita Anadolu, Ahad (6/12).
Luksemburg bahkan berhasil menarik investasi keuangan syariah terbesar, lima miliar euro, di antara negara-negara non Islam. Simsek juga menyebut Sberbank Rusia yang sudah mengumumkan akan meluncurkan layanan keuangan syariah di sana.
''Turki termasuk salah satu yang berpotensi tinggi mengembangkan keuangan syariah di samping sistem perbankan konvensional yang sudah ada. Untuk itu, dibutuhkan inisiatif baru,'' kata Simsek.
Perkembangan instrumen keuangan syariah dan peluncuran mekanisme koordinasi sektor ini jadi prioritas dalam program Pemerintah Turki dan dalam program pembangunan.