Ahad 29 Nov 2015 22:34 WIB

Cina akan Rambah Industri Tekstil RI

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Industri tekstil, ilustrasi
Foto: Antara
Industri tekstil, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai masih menjadi negara yang menarik bagi investor Cina untuk berinvestasi di industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Hal ini diketahui dari hasil identifikasi minat investasi yang dilakukan dalam kegiatan one on one meeting kerja sama dengan KJRI Shanghai akhir pekan lalu.

 

“Tercatat dari sektor tekstil minatnya 8 juta dolar AS dan kita akan berusaha keras untuk mengawal agar minat ini terealisasi karena ada potensi cukup besar industri TPT Cina akan melakukan relokasi," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani dalam keterangan tertulisnya, Ahad (29/11).

Franky menjelaskan, identifikasi minat ini menunjukkan Indonesia masih potensial untuk investasi padat karya, bersaing dengan negara ASEAN lainnya, khususnya Vietnam. Franky mengakui Vietnam merupakan pesaing kuat Indonesia untuk menarik investasi dari sektor TPT.

Dari data yang dirilis oleh Financial Times pada periode 2010 sampai September 2015, tercatat lima proyek TPT dar Cina senilai 470 juta dolar AS diinvestasikan ke Vietnam. Proyek-proyek tersebut tercatat menyerap 12.280 tenaga kerja. Sedangkan, investasi dari Cina ke Indonesia lebih banyak ke industri logam dan konstruksi. Untuk industri logam, tercatat investasi Cina meliputi 12 proyek dengan nilai investasi 5,3 miliar dolar AS dan menyerap 5.906 tenaga kerja.

 

Untuk menarik minat investasi Cina di sektor TPT pemerintah berupaya melakukan perbaikan iklim investasi. Salah satunya adalah melalui paket kebijakan ekonomi yang memberikan kepastian pengupahan. Hal ini karena, isu pengupahan cukup krusial di industri padat karya termasuk TPT.

"Sektor padat karya seperti sektor TPT dan alas kaki menjadi salah satu sektor prioritas, karena sektor ini dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar," kata Franky.

Berdasarkan data BKPM Januari-September 2015, realisasi investasi mencapai Rp 259,7 triliun, naik 16,6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 343,7 triliun. Jumlah ini memberikan penyerapan tenaga kerja hingga lebih dari satu juta orang, naik 9,3 persen dari tahun lalu sebanyak 960.336 orang.

 

Sementara itu, realisasi investasi Cina secara kumulatif pada Januari-September 2015, mencapai 406 juta dolar AS dengan 705 proyek. Sedangkan dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi Cina rata-rata tumbuh 66 persen per tahun, dari 174 juta dolar AS pada 2010 menjadi lebih dari 800 juta dolar AS pada tahun lalu. Selain itu, dari sisi rencana investasi sejak 2010 hingga September 2015 tercatat minat investasi dari Cina menembus angka 36 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement