REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Kain kerawang sulaman khas Gorontalo, diminati para wisatawan asing yang mengunjungi Pulau Saronde di Kepulauan Ponelo, Kabupaten Gorontalo Utara.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gorontalo Utara, Frits Ano, mengaku tak menyangka 202 wisatawan manca negara datang berlibur di pulau pasir putih tersebut sekaligus memanfaatkan berbagai produk daerah. "Mereka tidak hanya menikmati keindahan pulau, namun memborong habis kain dan kipas yang terbuat dari kain kerawang atau karawo yang dijajakan pedagang lokal," ujarnya di Gorontalo, Kamis (26/11).
Hal itu dinilai sebagai dampak positif kunjungan wisatawan ke daerah ini, baik domestik maupun manca negara. Ia mengaku akan terus membangun kerja sama dengan instansi teknis terkait khususnya mendorong para pelaku usaha kecil dan menengah untuk memanfaatkan tingginya minat kunjungan ke objek wisata di daerah itu.
Pengrajin sulaman karawo atau kain kerawang di daerah ini masih kurang sehingga mereka akan terus didorong untuk meningkatkan produksi dan menularkan keahliannya kepada ibu rumah tangga maupun remaja putri. Hal itu seperti yang ada di Kecamatan Kwandang, bekerja sama dengan pemerintah desa dan tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP-PKK), kelompok-kelompok pengrajin di Desa Alata Karya maupun Leboto. Masyarakat diajari menyulam kain kerawang diatas kain batik khas Gorontalo Utara.
Aktivitas mereka akan terus didorong, bahkan bekerja sama dengan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan. Pengrajin di daerah tersebut akan diintervensi melalui pemberian bantuan modal usaha, agar produksinya meningkat dan mampu memenuhi permintaan di sektor pariwisata.
Satu lembar sulaman kain kerawang biasanya dijual minimal rata-rata Rp 250 ribu per lembar. Harga itu dinilai bisa meningkat saat permintaan dan ketertarikan wisatawan terhadap produk khas daerah tersebut tinggi.
"Masyarakat belum optimal memanfaatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini, padahal para wisatawan banyak yang mencari cenderamata khas Gorontalo Utara," ujarnya.