REPUBLIKA.CO.ID, Andra Fatih (13 tahun) masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pembangunan Jaya, Bintaro, Tangerang Selatan. Meski terbilang masih belia, ia telah memupuk diri untuk menjadi seorang entrepreneur atau wirausahawan.
Saat ini Andra tengah menggeluti bidang usaha kerajinan tangan, yakni sebagai penjual lukisan cat air dan kaca ukir. Ide usaha ini memang tidak lahir atas inisiatifnya sendiri, melainkan karena mata pelajaran keterampilan yang ada di sekolahnya.
Pada mata pelajaran tersebut, Andra diajarkan untuk dapat mengolah dan menciptakan barang-barang bernuansa kreatif dan memiliki nilai jual. “Dari situ, saya dan beberapa teman lainnya terpikir untuk menjual hasil karya-karya kami,” katanya pada Republika.co.id, belum lama ini.
Namun, untuk merealisasikan hal tersebut, Andra mengaku memang butuh pengorbanan. Selain karena bahan-bahan bakunya cukup mahal, proses produksi juga masih terkendala karena berbenturan dengan kegiatannya sebagai pelajar. “Jadi harus korban waktu dan uang. Karena satu kaca ukir atau lukisan seperti ini kan enggak mungkin bisa selesai dalam sehari, tapi mungkin bisa sebulan,” tuturnya.
Karena produksinya masih terbatas, Andra hanya menjual karyanya tersebut pada orang-orang di sekelilingnya atau teman-temannya. Satu buah lukisan cat air atau kaca ukir dia patok seharga Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Harga tersebut dia tetapkan berdasarkan harga bahan baku dan tingkat kesulitan pengerjaannya.
Ia mengatakan tak ditentang oleh keluarga untuk menggeluti kegiatannya tersebut. Justru sebaliknya, Andra mengaku pihak keluarga cukup mendukungnya menjalani usaha kecil-kecilan bersama teman-temannya tersebut.
Walaupun angan dan cita-citanya belum mutlak untuk menjadi seorang entrepreneur, tapi Andra menilai jiwa wirausaha memang layak ditabur sedari dini. “Mungkin saja pas besar nanti kita bisa bikin peluang usaha sendiri,” ujarnya.