REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kapal ternak jumbo perdana milik Indonesia telah rampung dibuat. Namun, kapal berkapasitas 500 ekor sapi tersebut belum bisa beroperasi sebab belum memiliki operator resmi. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selaku pelaksana proyek akan melakukan pencarian operator kapal ternak jumbo melalui sistem lelang.
"Sudah diagendakan peresmian kapal ternak jumbo pada 16 November 2016 mendatang di Surabaya, setelah itu akan dilakukan lelang untuk mendapatkan operator," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub JA Barata kepada Republika, Senin (2/11) malam.
Barata menjelaskan, ketika proses lelang berlangsung, nantinya Kapal ternak yang bernama "Km Camara Nusantara I" tersebut akan disiapkan rincian teknis operasionalnya. Semisal pengaturan teknis rute perjalanan, kegiatan pengapalan ternak, penyiapan pelabuhan dan hal teknis lainnya guna melancarkan distribusi sapi. Bisa jadi operator nantinya adalah pihak swasta.
Di samping itu, akan pula dilakukan pelelangan terhadap pembuatan lima kapal ternak berkapasitas jumbo lainnya di 2016. Per kapal ternak memakan dana investasi antara Rp 30-40 miliar. Bersamaan dengan kapal ternak Camara, akan diluncurkan pula dua kapal perintis dengan ukuran 750 Gt. Kapal perintis akan difungsikan untuk kegiatan membuka keterisolasian suatu daerah.
Barata menegaskan, program pengadaan kapal ternak di 2016 akan berjalan sebagaimana rencana serta tidak mengalami penundaan anggaran. Hal tersebut diamini Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Syukur Iwantoro.
"Program kapal tidak terkena penundaan anggaran, itu menjadi prioritas untuk melakukan percepatan pasokan dari sentra produksi ke pasar," kata Syukur.
Kapal ternak telah diusulkan untuk dioperasikan dengan rute Waingapu, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Cirebon, Jawa Barat. Lokasi-lokasi tersebut, lanjut dia, sebab NTT menjadi salah satu kawasan sentra produksi sapi. Sementara pelabuhan di Cirebon merupakan posisi yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa dan dinilai cukup strategis. Untuk selanjutnya, ternak bisa didistribusikan melalui darat ke beberapa wilayah Jawa.
Kementan berkoordinasi dengan Kemenhub dan operator kapal ke depannya, guna mengatur teknis rute, pemasukan ternak dari sentra produksi, serta di kawasan mana prioritas kapal bisa singgah. "Karena sentra produksi sapi ada di berebagai tempat seperti Kupang, Bima, Makassar, Sulawesi Utara, Kotawaringin Barat," tuturnya.