REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Yusid Toyib mengatakan, bila masuk Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) berarti Indonesia harus mampu memberdayakan kompetensi SDM.
"Bila Indonesia sudah masuk dalam keanggotaan ini, maka yang akan dituntut bukan hanya kemandirian ekonomi tetapi juga keberdayaan kompetensi SDM," kata Yusid Toyib dalam pernyataan tertulis, Senin (2/11).
Menurut Toyib, bila hal itu tidak dilakukan dengan benar maka SDM Indonesia dinilai tidak akan mampu bermain dalam perdagangan bebas dalam TPP. Padahal, ia mengemukakan bahwa perdagangan bebas menuntut agar setiap orang harus mampu menjadi profesional.
Untuk itu, kata Yusid, kehadiran sejumlah asosiasi yang berkualitas diharapkan agar terus dan mampu memberikan sumbangsih nyata terutama dalam penyiapan SDM yang berstandar Internasional. Apalagi, lanjutnya, kehadiran para tenaga teknik sangat dibutuhkan dalam pembangunan Indonesia.
"Hasil karyanya menjadi bagian tak terlepas dari upaya konektivitas dan menyejahterakan rakyat. Untuk mendukung itu maka tenaga di bidang keteknikan yang kompeten dan berstandar sangat dibutuhkan guna mewujudkan mutu infrastruktur yang layak," ujarnya.
Yusid memaparkan, pemerintah bertugas menyiapkan regulasi dan mengawasi, sedangkan publik mampu berperan aktif dalam pembangunan. Hal tersebut, lanjutnya, dilakukan misalnya dengan menyiapkan dan menciptakan tenaga-tenaga terampil dan ahli di bidangnya.