Sabtu 31 Oct 2015 08:34 WIB
Usaha Rakyat

Ide Bisnis Rumahan: Sapu Ijuk Tradisional Masih Digemari

Red: Nur Aini
Perajin membuat sapu ijuk (ilustrasi)
Foto: chyrun.blogspot.com
Perajin membuat sapu ijuk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Meski sapu ijuk dibuat secara tradisional, ternyata tetap tidak surut tergantikan oleh produk buatan pabrik. Kerajinan secara tradisional sapu ijuk di Desa Sawar, Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jateng, tetap berani bersaing dengan produk serupa yang dibuat secara modern karena kualitasnya terjaga.

"Sapu ijuk ini kelihatannya sangat tradisional produksinya, tetapi kualitasnya tidak kalah dengan sapu rayung dan bahan baku plastik yang lebih modern," kata kata seorang perajin industri rumah tangga itu, Siti Ngoripah (38 tahun) di Boyolali, Sabtu (31/10).

Ia mengatakan hingga saat ini sapu ijuk produk desa setempat masih tetap digemari konsumen karena kualitasnya yang tetap baik dengan harga yang bervariasi dan relatif murah, antara Rp 3.000-Rp 7.000 per batang. "Sapu ijuk produksi Desa Dawar harganya sangat murah dan terjangkau masyarakat, tetapi sapu-sapu modern yang dijual di toko-toko lebih mahal," kata Siti yang menekuni usaha kerajinan ekonomi kreatif itu sejak 2006, meneruskan usaha orang tuanya.

Ia mengatakan permintaan pasar terhadap sapu ijuk di sentra kerajinan daerah setempat, terus mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Kemampuan produksi kerajinan rumah tangga itu, katanya, rata-rata 50 batang per hari. Produk sapi ijuk dari desa setempat dipasok ke sejumlah daerah, seperti Solo, Wonogiri, Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, dan Yogyakarta.

Ia mengaku saat ini mampu menjual produknya setiap minggu rata-rata 350 batang atau meningkat 100 persen dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Para perajin sapu ijuk, katanya, mendatangkan bahan baku dari Ciamis, Jawa Barat, dengan harga sekitar Rp 6.000 per kilogram.

Sebagian besar warga setempat menjadi perajin sapu ijuk. Jumlah perajin saat ini sekitar 250 orang. Di antara mereka ada yang secara khusus menjadi penyedia batang sapu ijuk terbuat dari kayu.

Seorang perajin lainnya, Darmanto (44 tahun), mengatakan batang sapu ijuk terbuat dari kayu lunak, seperti sengon dan melinjo, dengan harga Rp 900 hingga Rp 1.000 per batang.

"Kami melayani masyarakat, terutama perajin sapu ijuk, rata-rata mampu menjual sekitar 3.000 per hari," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement