REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian mengaku telah mengantisipasi dampak El Nino. Lahan puso akibat kekeringan pun jadi perhatian untuk dibantu.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Hasil Sembiring mengatakan tahun ini kekeringan memang mencolok. Tapi tahun lalu banjir yang jadi hambatan.
Kekeringan tahun ini sudah diantisipasi dengan menggunakan dana kontingensi untuk penanaman padi di lahan 130 ribu hektare. Irigasi juga diperbaiki untuk meningkatkan tata guna air agar cakupannya bisa meluas.
''Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) mencapai 2,6 juta hektare. Untuk wilayah non rawa cakupan irigasi diharapkan naik 30 persen,'' kata Hasil di Kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (23/10).
Untuk lahan puso akibat kekeringan, Kementan menyiapkan benih, pupuk dan pembinaan untuk 105 ribu hektare lahan. Tambahan lahan 40 ribu hektare juga diberikan untuk pengembangan varietas baru termasuk bagi daerah puso.
Tambahan lainnya adalah cadangan benih nasional yang diberikan gratis untuk daerah yang mengalami puso. ''Kami memudahkan untuk penanganan area puso,'' ujar Hasil.
Dari data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, luas kekeringan lahan padi mencapai 418.500 hektare (8,61 persen) dan puso 148.749 hektare (2,47 persen) dari luas lahan tanam musim kemarau 2015 seluas 6,020 juta hektare.
Dari total luas area tanam jagung 1,245 juta hektare, kekeringan lahan untuk musim kemarau tahun ini mencapai 59.424 hektare (4,77 persen) dan puso 13.199 hektare (1,06 persen).
Untuk komoditas kedelai, dengan luas tanam musim kemarau 2015 mencapai 476.163 hektare, luas lahan yang terkena kekeringan seluas 10.565 hektare (2,22 persen) dan puso 3.786 hektare (0,80 persen).
Koordinasi antar institusi, peningkatan kewaspadaan dan pengawasan pekanan faktor iklim dilakukan untuk antisipas lanjutan.