REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menilai surplus neraca perdagangan tetap memiliki dampak positif meskipun surplus tersebut lebih disebabkan karena drastisnya penurunan impor, bukan kenaikan ekspor.
Bagi Bambang, surplus neraca perdagangan akan sangat membantu mengurangi defisit transaksasi berjalan atau current account deficit (CAD). Kalau CAD menyempit, maka juga bisa membantu menguatkan nilai tukar rupiah.
"(surplus) Menunjang untuk mengurangi CAD dan berpotensi untuk penguatan mata uang," kata Bambang, Kamis (15/10).
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia meningkat signifikan pada September 2015 menjadi 1,02 miliar dolar AS dari posisi Agustus yang sebesar 0,33 miliar dolar AS. Peningkatan surplus ini lebih didorong oleh anjloknya nilai impor.
Secara kumulatif dari Januari-September 2015, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus 7,13 miliar dolar AS. Kondisi ini berbeda dengan periode sama tahun lalu dimana neraca perdagangan mencatatkan defisit 1,67 miliar dolar AS.