REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rupiah pada perdagangan pagi tadi melemah tipis. Transaksi rupiah di pasar spot sejauh ini terus berada di kisaran Rp 13.348-Rp 13.505 per dolar AS. Ini setelah rupiah membuka transaksi pada level Rp 13.432 per dolar AS.
Sementara, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) justru menguat. Akhir pekan laku, laman Bank Indonesia (BI) menampilkan Jisdor ada di level Rp 13.521 per dolar AS. Untuk hari ini, rupiah berada di level Rp 13.466 per dolar AS.
"Dalam tren penguatan pasti ada satu sampai dua momen terjadi pelemahan begitu juga dengan rupiah, tapi memang menurut saya rupiah sebaiknya stabil di level 13 ribu sekian," ujar Analis First Asia Capital (FAC), David Sutyanto, kepada Republika, Senin (12/10).
Ekonom Indef, Eko Listyanto mengatakan penguatan rupiah masih akan berlanjut dalam pekan ini. Penguatan sebelumnya menurut dia belum sampai kepada puncaknya. "Terutama memang karena kemungkinan Fed Fund Rate (FFR) tidak dinaikkan oleh the Fed dalam rapat FOMC 27-28 Oktober nanti. Sentimen positifnya kalau dari dalam negeri tentu saja implementasi paket kebijakan yang sudah dikeluarkan," jelasnya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa faktor internal yang cukup positif masih menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pada pekan ini pelaku pasar uang di dalam negeri sedang menanti data neraca perdagangan yang diperkirakan kembali mencatatkan surplus.
"Sentimen dolar AS masih melemah di pasar global, situasi itu membuat nilai tukar rupiah kembali berpeluang menguat terhadap dolar AS, apalagi sentimen internal masih terbilang positif," katanya.