Jumat 09 Oct 2015 15:10 WIB

Kombinasi Dua Faktor Ini Buat Dolar AS Loyo

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nidia Zuraya
Mata uang dolar AS (USD).
Foto: Republika/Prayogi
Mata uang dolar AS (USD).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdangan hari ini dinilai Deputi Bidang Koordinator Fiskal dan Moneter Kementerian Koordinator Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus merupakan kombinasi dari sentimen terhadap kondisi domestik dan eksternal.

Dari dalam negeri, pasar disebut merespons baik paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Sedangkan, faktor eksternalnya, karena data ekonomi terbaru AS tidak sesuai ekspektasi. "Rupiah menguat karena kedua faktor itu," kata Bobby kepada Republika, Jumat (9/10).

Pemerintah sudah mengeluarkan tiga paket kebijakan. Ketiga paket kebijakan itu meliputi deregulasi hingga penurunan harga energi. Dikatakan Bobby, pemerintah akan terus berusaha menciptakan sentimen positif dengan memperbaiki iklim investasi dan regulasi di dalam negeri.

Seperti diketahui, nilai tukar dolar AS memang sedang mengalami pelemahan di mana-mana. Ini juga disebabkan mulai redanya sinyal kenaikan suku bunga the Fed.

Selain itu, data ketenagakerjaan AS menyebutkan bahwa jumlah penyerapan tenaga kerja hanya bertambah 142 orang. Angka ini jauh dari target 201 ribu orang. Sementara, data pengangguran juga masih tinggi, yakni mencapai 5,1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement