Selasa 29 Sep 2015 17:43 WIB

Ekonomi tak Pasti, Perbankan Mulai Hati-Hati

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Teller melakukan transaksi dengan nasabah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Teller melakukan transaksi dengan nasabah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi ekonomi global masih tak pasti. Hal ini karena, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed menunda menaikkan suku bunganya.

Direktur Ritel dan Konsumer Bank Mandiri Heri Gunardi mengatakan, devaluasi mata uang Cina, yuan, ditambah perlambatan ekonomi Jepang juga menambah ketidakpastian perkembangan ekonomi dunia. Dampaknya, ekonomi Indonesia pun tertekan.

"The Fed nggak jadi menaikkan, kalau jadi ada dampak, aset-aset dolar akan kembali ke negara asalnya. Devaluasi Cina juga bikin kaget kita, ini ada pengaruh ekspor kita," jelasnya di Jakarta, Selasa, (29/9). Ia menambahkan, hampir semua negara merevisi asumsi pertumbuhan.

Heri menegaskan, industri perbankan kini mulai hati-hati menjalankan bisnisnya. Hal ini karena, perlambatan ekonomi menyebabkan pertumbuhan kredit menurun.

Sedangkan kualitas kredit yang tercermin dari kredit bermasalah (NPL) meningkat. "Ini membuat perbankan berhati-hati," tutur Heri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement