Selasa 29 Sep 2015 10:40 WIB

Dibuka Anjlok 80,396 Poin, IHSG Hari Ini Cenderung Tertekan

Rep: Risa Herdahita Putri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Layar menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Jumat (18/9).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Layar menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Jumat (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Selasa (29/9), kembali melanjutkan pelemahannya. IHSG dibuka turun 80,396 poin atau 1,951 persen menyentuh level 4.040,107.

Seluruh indeks saham sektoral bergerak turun secara signifikan. Penurunan yang terjadi pada awal perdagangan kali ini berkisar antara satu persen sampai mendekati tiga persen.

Pelemahan paling dalam terjadi pada indeks sektor aneka industri yang anjlok 2,836 persen. Berikutnya pelemahan yang tajam pun terjadi di sektor industri kimia dasar.

Sejak awal pekan kemarin, tekanan jual telah melanda IHSG. Hal ini menyusul meningkatnya kekhawatiran perburukan ekonomi Cina.

Laba perusahaan industri Cina Agustus lalu turun 8,8 persen (yoy). Data ini merupakan penurunan terbesar sejak 2011 lalu. Penurunan laba perusahaan Cina mengindikasikan suramnya perkembangan perekonomian negara itu.

Data ekonomi Cina yang tidak kondusif itu pun mendominasi sentimen perdagangan di pasar saham kemarin. Kondisi ini membuat pelaku pasar mengabaikan berita positif terkait rencana pemerintah yang menurunkan pajak penghasilan badan dari 25 persen menjadi 18 persen mulai tahun depan.

"Hal itu berdampak terhadap pelemahan lanjutan nilai tukar rupiah atas dolar AS yang sempat menyentuh Rp 14.700 kemarin hingga akhirnya, IHSG juga tutup terkoreksi 2,11 persen di 4.120,503," lanjut Analis First Asia Capital, David Sutyanto, Selasa (29/9).

Koreksi pada IHSG pada penutupan kemarin merupakan level terendah sebulan terakhir. Koreksi terutama melanda saham perbankan, otomotif, manufaktur, dan pertambangan.

Sementara, menurut David, meningkatnya kekhawatiran akan perekonomian Cina juga turut menekan pergerakan pasar saham global tadi malam. Turbulensi di pasar saham global itu lah yang akan berdampak pada perdagangan hari ini.

"Meningkatnya resiko pasar terutama akibat kekhawatiran pemburukan perekonomian Cina dan ekspektasi kenaikan tingkat bunga the Fed akhir tahun ini akan kembali menekan perdagangan saham dan pergerakan rupiah atas dolar AS. IHSG diperkirakan bergerak dengan kisaran 4070 hingga 4165 cenderung tertekan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement