REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menyatakan, permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia sekarang cukup kompleks. Mulai dari penurunan ekspor, defisit neraca perdagangan dan neraca berjalan.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P Roeslani mengatakan, kondisi tersebut rentan serta lemah terhadap nilai tukar. Kurs rupiah sendiri, merosot tajam terhadap dolar AS sejak September 2014 hingga sekarang. Mata uang dolar kini menembus Rp 14.700 per dolar AS.
Menurut Rosan, langkah awal yang bisa dilaksanakan adalah menjaga tingkat inflasi menjadi rendah dan stabil sehingga perekonomian lebih kondusif. Ia menambahkan bila kondisi ekonomi kondusif, maka akan memberikan kepastian biaya produksi dan distribusi kepada pelaku usaha.
Rosan pun menuturkan, strategi Tiongkok melakukan depresiasi nilai tukar mata uangnya bisa dijadikan momentum untuk memperbaiki rapuhnya struktur ekonomi. "Utamanya untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku, juga memperbaiki struktur ekspor," ujarnya, melalui siaran pers, Senin, (28/9).
Ia menuturkan, yang dimaksud dengan industri pun tak hanya sebatas teknologi fabrikasi dan manufaktur. "Tetapi lebih pada peningkatan nilai tambah produk," ujarnya.