Ahad 27 Sep 2015 14:15 WIB

Beda dengan JK, Mentan Nilai tak Perlu Impor Baras

Rep: c03/ Red: Teguh Firmansyah
Beras yang akan dibagikan untuk masyarakat tak mampu.
Foto: Antara
Beras yang akan dibagikan untuk masyarakat tak mampu.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menolak rencana impor beras. Hal itu disampaikannya usai panen raya di Desa Cikarang Karawang, Ahad (27/9).

Menurut Mentan impor beras dirasa belum perlu lantaran masih adanya panen sebanyak 15 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 9 juta ton beras di enam provinsi penghasil utama beras.

 

“Di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Medan (Sumatera Utara), Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan masih ada panen. Perkiraan panen sampai Desember 15 juta ton (GKG),” jelas Amran seperti rilis yang diterima Republika.

 

Amran juga mengaku telah berupaya keras dan berhasil meningkatkan produksi beras secara signifikan. Buktinya, kata Amran, sampai hari ini kebutuhan beras nasional masih terpenuhi tanpa adanya impor.

Padahal, serangan el nino sekarang lebih dahsyat dibanding pada 1998.

Mentan mengungkapkan, pada 1998 Indonesia harus mengimpor 7,71 juta ton beras. Sementara saat ini belum ada impor beras. Menurutnya, itu disebabkan adanya peningkatan produksi beras yang signifikan.

 

“El nino tahun 1998 kita impor 7,71 juta ton, penduduknya jauh lebih sedikit dibanding sekarang. Tapi sampai hari ini belum ada impor, itu upaya keras Kementan atas arahan Bapak Presiden, menunjukkan hasil yang signifikan. Bahkan el nino sekarang lebih kuat dari 1998,” tuturnya.

Sikap Amran ini sedikit berbeda dengan pernyataan Wakil Presiden Kalla sebelumnya. Kalla mengatakan, pemerintah kemungkinan akan mengimpor kebutuhan pokok dalam mengantisipasi el nino. Menurut Kalla, keputusan itu diambil setelah rapat dengan instansi terkait, termasuk Menteri Pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement