Rabu 23 Sep 2015 17:34 WIB

Ganti Brand AQUA, Pabrikan Elektronik SANYO Bidik Pasar Indonesia

Jajaran direksi AQUA di Jakarta, Selasa (22/9)
Foto: dok istimewa
Jajaran direksi AQUA di Jakarta, Selasa (22/9)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Resmi beralih brand menjadi AQUA pada Selasa (22/9), pabrikan peralatan elektronik rumah tangga asal Jepang, SANYO, akan membidik pasar Indonesia.

 

Direktur Eksekutif Asia Brand Asia Tenggara AQUA, Kenji Sadayuki, mengatakan Indonesia merupakan pasar potensial setelah Vietnam. Ia menyebut, di tengah-tengah krisi keuangan global saat ini, justru minat pasar berkembang di kawasan Asia Tenggara. AQUA di Vietnam misalnya, selama 11 tahun berturut meraup untung sebesar 11 persen dari produk andalan yaitu lemari es. ”Kami percaya potensi kami tinggi, kami ingin kalahkan Vietnam,” katanya di Jakarta, Rabu (23/9).

Bahkan, ungkap Sadayuki, perusahaan yang telah 40 tahun beroperasi di Indonesia ini menargetkan penjualan tiga kali lipat dari sekarang selama lima tahun ke depan. Saat ini, AQUA telah memproduksi 850 ribu unit lemari es tahun ini. Tahun depan target naik hingga 1 juta unit.

General Manejer Eksekutif Marketing, Fajar Surya, menambahkan AQUA merupakan perusahaan elektronik Jepang pertama yang mendirikan pabrik di Indonesia, tepatnya di Cikarang Jawa Barat dengan penyerapan tenaga lokal yang tak sedikit. Saat ini sebanyak 125 distributor dan pusat servis telah berdiri di seluruh Indonesia.”Akhir tahun ini kita targetkan 150 ,” tuturnya.

Sadayuki menambahkan, di tengah melambatnya ekonomi Indonesia, Aqua Japan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)  di Indonesia. Sebab situasi ekonomi di Indonesia tidak berpengaruh terhadap perusahaannya. “Tidak ada  niat untuk mengurangi karyawan, kami tetap bekerja sesuai sistem atauran," papar Sadayuki.

Situasi ekonomi Indonesia dengan penurunan nilai rupiah atas dolar Amerika Serikat memang sangat berpengaruhi untuk usaha di Indonesia. Namun usaha di bidang peralatan rumah tangga seperti kulkas, AC, mesin cuci itu tidak terpengaruhi. “Dan hasil survei menunjukkan, bahwa  usaha bidang peralatan rumah tangga tidak akan terpengaruh dengan melemahnya nilai rupiah tersebut," papar Sadayuki.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement