REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah melemah pada penutupan Rabu (16/9) sejauh 14,65 poin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini berhasil rebound. IHSG dibuka menguat 0,31 persen atau 13,55 poin ke level 4.346,09.
Analis First Asia Capital, David Sutyanto menjelaskan, pelemahan kemarin seiring meningkatnya kekhawatiran depresiasi rupiah atas dolar AS yang mendekati level Rp14.500 per dolar AS. Nilai tukar rupiah atas dolar AS kemarin melemah 0,35 persen di Rp14.459 per dolar AS berdasarkan kurs Bloomberg.
Koreksi IHSG itu terjadi di tengah pergerakan bursa kawasan Asia yang umumnya tutup di teritori positif. Menurut David, tekanan jual oleh pemodal asing di sejumlah emiten sektoral unggulan terutama yang bergerak di sektor perbankan, otomotif, sektor konsumsi, dan jasa konstruksi menjadi pemicu utama koreksi indeks. Kemarin penjualan bersih asing mencapai Rp 378miliar.
Antisipasi pasar atas pertemuan the Fed, lanjut David, tetap dibarengi pasar saham global yang melanjutkan reboundnya. Di Wall Street, indeks naik dipicu spekulasi The Fed belum akan menaikkan tingkat bunganya pada pertemuan pekan ini. Ia berpendapat ini merespon data inflasi AS Agustus lalu yang keluar menunjukan minus 0,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya 0,1persen.
"Kenaikan saham sektor energi juga turut memicu kenaikan saham Wall Street seiring penguatan harga minyak mentah dipicu turunnya cadangan minyak mentah pekan lalu di AS," lanjutnya dalam risetnya, Kamis (17/9)..
Dengan itu, ia melihat pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan masih akan bergerak bervariasi. Itu terutama di tengah penantian pasar atas hasil pertemuan the Fed pekan ini.
Sementara, the Fed diperkirakan belum akan menaikkan tingkat bunganya. Ketidakpastian kenaikan tingkat bunga the Fed telah berimbas negatif terhadap pergerakan rupiah atas dolar AS.
"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4.290 dan resisten di 4.370 berpeluang rebound," ujar David.