Rabu 16 Sep 2015 19:43 WIB

Pemerintah: Nasib Rupiah di Tangan the Fed

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Teguh Firmansyah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah di atas Rp 14 ribu.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah di atas Rp 14 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengakui nasib rupiah akan sangat bergantung pada keputusan Bank Sentral Amerika Serikat the Federal Reserve (The Fed). The Fed akan melakukan pertemuan pada 16-17 September untuk membahas kenaikan suku bunga.

Darmin mengatakan, spekulasi terhadap kenaikan suku bunga membuat nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Pada Rabu (16/9), nilai tukar rupiah ditutup di kisaran Rp 14.450 per dolar AS.

"Rupiah melemah karena FOMC (Federal Open Market Committee mau rapat. Orang-orang jadi berspekulasi. Padahal belum tentu jadi juga dinaikkan suku bunganya," kata Darmin di kantornya, Rabu (16/9).

Mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut berharap Amerika dapat memberikan kepastian mengenai kenaikan suku bunga. Dia meyakini nilai tukar rupiah akan lebih stabil apabila sudah ada kepastian dari the Fed.

"Kalau mau naik, naik aja sekalian. Jangan ditunda-tunda. Memang rupiah akan melemah lagi, tapi sedikit. Setelah itu, orang-orang baru akan sadar kalau ternyata tidak ada apa-apa kalau suku bunga AS naik," ujarnya.

Deputi Bidang Koordinator FIskal dan Moneter Kementerian Koordinator Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus mengatakan, sudah menjadi tren terjadi pelemahan rupiah menjelang pertemuan FOMC. Bahkan, gejolak nilai tukar juga dialami banyak negara. Tidak hanya di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement