Selasa 15 Sep 2015 16:18 WIB

Pemerintah Seriusi Minat Saudi Aramco Bangun Kilang

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjalan bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (kedua kanan) setibanya di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, Jumat (11/9) malam.
Foto: ANTARA FOTO/Setpres-Editiawarman
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjalan bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (kedua kanan) setibanya di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, Jumat (11/9) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah merespon positif minat raksasa minyak dan gas asal Arab, Saudi Aramco untuk membangun kilang di Indonesia. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja menyebutkan, pihaknya segera membicarakan lebih lanjut keinginan Saudi Aramco untuk membangun kilang di Indonesia.

Komitmen sebesar 10 miliar dolar AS ini dikemukakan Menteri Keuangan Arab Saudi pada pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Arab Saudi. Wiratmaja melanjutkan, dirinya berharap agar pembangunan kilang baru oleh Saudi Aramco dapat terwujud. Apalagi mengingat perusahaan tersebut memiliki modal yang besar.

Saudi Aramco, lanjut Wiratmaja, berminat membangun kilang serta distribusinya. Untuk itu, Pemerintah akan segera mendiskusikan lebih lanjut, termasuk juga kemungkinan bekerja sama dengan PT Pertamina.

"Kerja sama sampai ke hilir boleh, tapi nanti dibikin regulasinya yang cantik. Jangan hanya (membangun) di tempat-tempat yang gemuk saja. Mungkin membangun di Jakarta. Bangun juga di Sulawesi, Ambon. Jadi pembangunan infrastruktur merata," katanya, Selasa (15/9).

Dengan permodalan Saudi Aramco yang besar, diharapkan juga dapat membantu Indonesia memperkuat infrastruktur di daerah - daerah frontier demi ketahanan energi nasional.

Keinginan Saudi Aramco untuk membangun kilang di Indonesia, sebenarnya telah dikemukakan sejak beberapa tahun silam. Bahkan telah dilakukan treacibility studi bersama Pertamina. Namun lantaran ada beberapa insentif yang dimintanya tidak mencapai titik temu, rencana tersebut akhirnya batal. Wiratmaja mengatakan, tidak tertutup kemungkinan nantinya Pemerintah akan membuka kembali FS yang telah dilakukan di Tuban tersebut. Namun untuk kepastiannya, masih harus didiskusikan lagi.

Selain Saudi Aramco, sejumlah negara maupun perusahaan telah menyurati Pemerintah Indonesia dan menyatakan minatnya untuk membangun kilang dan storage. Antara lain Kanada, Cina melalui Sinopec, Irak dan Kuwait serta perusahaan asal Korea.

Untuk mendukung pembangunan kilang, dalam waktu dekat akan segera diterbitkan Peraturan Presiden tentang pembangunan kilang minyak baru yang isinya antara lain empat opsi pembangunan yaitu dibangun oleh badan usaha, kerja sama Pemerintah dengan badan usaha, penugasan khusus kepada PT Pertamina dan dibiayai oleh APBN. Dalam aturan tersebut, disebutkan juga mengenai insentif fiskal untuk para investor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement