REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama meminta agar pelaksana proyek pembangunan Kereta Ringan (Light Rail Transit/LRT) dilaksanakan hingga tuntas di 2018. Jangan sampai proyek tersebut senasib dengan proyek monorel dan Mass Rapid Transit (MRT).
"Jangan sampai sama kayak monorel, peletakan batu pertama tapi batunya jadi batu nisan," ujar gubernur yang akrab disapa Ahok ini di tengah obrolan perbincangan dengan Direktur Adhi Karya Kiswodarmawan pada Rabu (9/9). Keduanya menghadiri acara groundbreaking LRT dan Ahok menerima banyak penjelasan soal proyek dari sang direktur sembari melihat-lihat maket proyek.
Pernyataan Ahok disambut ungkapan janji dari Kiswodarmawan yang memastikan proyek LRT tuntas hingga beroperasi di 2018. Nantinya, LRT direncanakan terintegrasi dengan seluruh moda transportasi di DKI Jakarta di antaranya Transjakarta, Commuterline dan Kereta Cepat Bandung-Jakarta.
Direktur Adhi Karya Kiswodarmawan menerangkan, proyek kereta ringan memiliki nilai proyek sekitar Rp 23 triliun untuk prasarana. Pendanaan proyek menggunakan dana perbankan dan Adhi Karya.
LRT nantinya akan menghubungkan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek). "Tahap I proyek ini akan melalui rute Cibubur-Cawang-Bekasi Timur dan Cawang-Dukuh Atas, akan ada 21 stasiun yang dilewati," kata dia kepada wartawan usai acara peletakkan batu pertama LRT.
Ikuti Whatsapp Channel Republika