REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat sebesar 21 poin menjadi Rp14.255 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.276 per dolar AS.
"Tekanan nilai tukar rupiah mulai mereda seiring dengan akan diumumkannya paket kebijakan ekonomi oleh pemerintah, diharapkan sentimen dari pemerintah bisa menjaga daya beli masyarakat, menarik arus modal, dan mendorong deregulasi penghambat investasi yang akhirnya mendorong ekonomi Indonesia," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.
Ia menambahkan bahwa tekanan dolar AS juga mulai mereda di pasar uang di kawasan Asia setelah adanya optimisme terhadap pertumbuhan global oleh membaiknya data ekonomi Euro dan Cina. "Membaiknya data ekonomi Euro yang dibarengi dengan pertumbuhan ekspor Cina mendatangkan optimisme perekonomian global akan tumbuh, termasuk di Indonesia," katanya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa Cina yang dikabarkan akan melonggarkan kebijakan moneternya menambah harapan bagi perekonomian global untuk tetap tumbuh. "Sentimen dari Cina mendorong sedikit minat investor terhadap aset risiko mulai kembali pulih, investor optimis pertumbuhan ekonomi global akan meningkat," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, sebagian pelaku pasar juga masih ragu terhadap peluang kenaikan suku bunga the Fed di bulan September ini menyusul data ekonomi Amerika Serikat yang masih bervariasi.