Rabu 09 Sep 2015 01:26 WIB

Pasar Khawatirkan Pelemahan Ekonomi Cina

Rep: Risa Herdita/ Red: Agung Sasongko
Pertumbuhan ekonomi Cina melambat.
Foto: Reuters
Pertumbuhan ekonomi Cina melambat.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pasar saham di seluruh dunia bergerak mayoritas menguat pada Selasa (8/9). Pasar kini berharap adanya stimulus lebih lanjut dari Cina dan adanya penguatan pada data perdagangan di Jerman, sementara harga minyak mentah Brent pun naik.

Kenyataannya impor Cina menyusut lebih dari yang diharapkan pada Bulan Agustus. Itu meskipun ekspor turun kurang dari diharapkan. Para analis pun mengatakan data impor bisa menyebabkan kebijakan pelonggaran kuatitatif lebih lanjut dari pemerintah Cina dalam beberapa bulan mendatang.

"Dengan volatilitas setelah surut selama beberapa hari terakhir, nampak bahwa investor menilai kembali potensi dampak negatif dari perlambatan Cina," Kata Analis Senior di Peregrine & Black, Markus Huber, dikutip Yahoo Finance (8/9).

Melansir USA Today, Selasa (8/9), data dari bea cukai menunjukkan ekspor bulan lalu menyusut 5,5 persen dalam dolar, dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara impor turun 13,8 persen.  

Sementara, indeks Nikkei 225 juga merosot 2,3 persen karena kontraksi ekonomi Jepang sejauh 1,2 persen pada kuartal kedua. Data menunjukkan belanja konsumen sedikit lebih baik dari perkiraan, tapi investasi perusahaan secara signifikan lebih lemah.

"Data PDB Jepang sedikit lebih baik dari yang diharapkan, namun belum berhasil meredakan kekhawatirkan tentang keadaan ekonomi. Kekhawatiran tentang Cina dan kenaikan Yen nampaknya telah mendominasi perdagangan hari ini dan mendorong Nikkei turun," tulis USA Today, mengutip laporan AP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement