Jumat 04 Sep 2015 19:31 WIB

SKK Migas: Anjloknya Harga Minyak Mentah Bisa Berujung PHK

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja di skk migas
Pekerja di skk migas

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Bagian Humas SKK Migas Ellan Biantoro mengatakan, merosotnya harga minyak mentah di pasar global dapat berujung pada pengurangan tenaga kerja atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada sektor  tambang seperti yang terjadi di negara-negara lain.

Ia melanjutkan, beberapa perusahaan mengalami kesulitan usai harga minyak dunia menyentuh titik terendah yakn 38 Dolar AS per barel.

Untuk itu, ia katakan sejumlah cara terpaksa dilakukan perusahaan untuk mengurangi beban perusahaan, seperti pengurangan karyawan atau pekerja tambang. Namun, ia enggan mengatakan perusahaan mana saja yang melakukan hal tersebut.

"Perusahaan dunia sudah duluan kurangi karyawannya dan gelombang PHK ini akan masuk ke negara kita karena rendahnya harga minyak bumi," ujarnya dalam acara Edukasi dan Temu Media di Bogor, Jumat (4/9).

Ia melanjutkan, saat ini sudah ada  beberapa perusahaan migas yang mengurangi karyawannya.

"Sekarang sudah ada, namun sebatas tenaga perencana (karyawan kontrak) ,dan kita coba pertahankan karyawan permanen. Kita akan terus coba tahan," katanya menambahkan.

Mengatasi permasalahan itu, ia meminta agar melakukan langkah efisien dengan menghentikan proyek yang tidak ekonomis.  

Ia menambahkan, PHK akan menjadi isu besar di tengah iklim politik Indonesia yang akan menggelar sejumlah pilkada langsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement