REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Rusia tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Malaysia untuk mengembangkan industri halal dan perbankan syariah.
Presiden Regional Asosiasi Rusia Linar Yakupov mengatakan, perusahaan-perusahaan Malaysia bisa menjalankan usaha bersama di pusat-pusat produksi dan distribusi Rusia. Populasi Muslim Rusia sendiri sudah lebih dari 20 juta orang.
''Rusia sangat mendorong kerjasama itu terwujud sebagai usaha pengganti impor. Kami punya banyak produk pertanian yang butuh pengolahan,'' kata Yakupov seperti dikutip Bernama beberapa waktu lalu.
Menyadari masalah yang tengah dihadapi, Yakupov melihat inilah momentum tepat bagi industri halal dan perbankan syariah yang sudah matang seperti Malaysia untuk masuk ke pasar Rusia.
Menurutnya, sangat memungkinkan bagi Malaysia untuk membuka unit usaha syariah atau langsung bank syariah di Rusia.
''Sekitar akhir Oktober ini kami akan punya dasar legal yang cukup mengakomodasi institusi keuangan Islam di Rusia,'' kata Yakupov. Ia menyebut, investasi transfer teknologi Rusia-Malaysia akan mencapai 500 juta ringgit hingga satu miliar ringgit.
Rusia juga percaya diri teknologi industri yang mereka kembangkan cukup mampu menembus pasar Asean. ''Pertukaran teknologi jadi salah satu tujuan. Kami sudah bersiap dan sudah mengindetifikasi beberapa terknologi yang bisa ditukar,'' ungkap Yakupov.
Pada 2014, Rusia merupakan rekan perdagangan ke 22 bagi Malaysia dengan total volume 2,8 miliar dolar AS. Malaysia sendiri mengimpor barang-barang dari Rusia seperti minyak mentah dan bahan kimia yang setara dengan 2,07 miliar dolar AS.
Ekspor Malaysia ke Rusia yang mayoritas seputar barang elektonik meningkat 15,1 persen menjadi 731,6 juta dolar AS pada 2014 dari 635,6 juta dolar AS pada 2013.