Selasa 01 Sep 2015 23:31 WIB

DPR: Bila Pemerintah tak Hati-hati, Investasi Cina Justru Ancaman

Rep: c14/ Red: Angga Indrawan
Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf menjawab pertanyaan wartawan usai menggelar jumpa pers terkait iklan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (4/2). ( Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf menjawab pertanyaan wartawan usai menggelar jumpa pers terkait iklan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (4/2). ( Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR RI khawatir dengan langkah kebijakan pemerintah yang tampak terlalu mengandalkan Cina sebagai investor asing utama. Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf menyebut, Cina memang menjadi investor besar bagi Indonesia. Dengan penanaman modal tak kurang dari Rp 500 triliun, Cina cukup terdepan memotori pelbagai pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

Namun, lanjut politikus Partai Demokrat ini, berbahaya bila sampai pemerintah terlalu berfokus pada Cina. Hal itu hanya akan mencederai keseimbangan bilateral antara Indonesia dan negara-negara investor lain.

"Apabila pemerintah tidak melakukan balancing of investment, malah kita bisa menjadi market bagi negara yang investasinya besar juga di sini," kata Dede Yusuf di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/9).

Misalnya, jelas Dede, kini 250 juta pasar lokal Indonesia diserbu habis-habisan oleh barang-barang dari Cina. Maka dari itu, pemerintah diimbau bersikap adil dengan melindungi pangsa produsen lokal agar tidak mati.

"Kita tahu, yang namanya garment itu matinya karena serbuan dari bahan-bahan (sandang) Tiongkok. Belum lagi kita berbicara makanan, mainan anak-anak, dan sebagainya," papar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement