REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan Roeslani mengatakan, imbauan pemerintah agar pengusaha melepas dolar AS ke pasar sangat positif. Akan tetapi, hal ini juga harus disertai dengan kebijakan yang menunjang pengusaha dan perekonomian Indonesia.
"Ini sangat positif, selama pemerintah mendorong kebijakan yang ke depan memberikan dampak bagus jika kita menggunakan rupiah, sehingga pelaku usaha gak perlu berpikir dua kali," ujar Rosan, Kamis (27/8).
Rosan menjelaskan, pembangunan infrastruktur finansial di Indonesia masih sangat lemah sehingga menyebabkan rupiah gampang goyang. Menurutnya, selama ini pemerintah cenderung hanya fokus untuk membangun infrastruktur fisik saja tanpa memperhatikan pembangunan infrastruktur finansial.
Pembangunan struktur finansial Indonesia masih sangat tertinggal dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Rata-rata pertukaran mata uang di Indonesia masih di bawah Malaysia dan Singapura. Di Singapura pertukaran mata uang bisa mencapai 300 juta dolar AS per hari, sedangkan di Malaysia sudah puluhan juta dolar AS per hari.
"Makanya kalau kita digoyang sedikit sama negara lain yang goyang justru kita sendiri karena kita gak punya financial infrastructure yang benar," kata Rosan.
Rosan mengatakan, kelemahan infrastruktur finansial ini menjadi salah satu penyebab pelaku usaha sulit untuk melakukan hedging. Pasalnya, mekanisme hedging di Indonesia masih belum jelas.