REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pentingnya pembangunan transmisi listrik 46.000 kilometer, selaras dengan pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW), untuk menstimulasi aktivitas perekonomian di daerah.
"Intinya menurut Bapak Jusuf Kalla, pembangunan transmisi ini sudah harus jalan," kata Juru Bicara Wapres, Husein Abdullah kepada pers seusai rapat tentang kelistrikan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (25/8).
Menurut Wapres, pembangunan transmisi bagi sebuah pembangkit listrik itu seperti pembangunan jalan untuk rumah. Karena itu, sebelum membangun rumah maka jalannya juga harus sudah terbangun pula.
Bila pembangkit listrik sudah berjalan tetapi transmisinya juga masih belum memadai, maka dicemaskan pembangkit-pembangkit listrik yang sudah terbangun bisa menganggur.
Selain itu, Wapres juga mengingatkan bahwa karena pada saat ini harga bahan baku sedang dalam keadaan murah, maka kini dinilai merupakan waktu yang tepat untuk berbelanja bahan baku pembangunan transmisi itu.
"Seluruh bahan baku lagi murah sehingga biaya juga diharapkan bisa ditekan hingga 50 persen," katanya.
Pembangunan transmisi tersebut juga diyakini dapat menstimulasikan ekonomi terutama bagi pengusaha-pengusaha daerah sehingga Wapres juga menginginkan dibuat semacam pelatihan sehingga pengusaha lokal bisa membantu pembangunan transmisi.
Apalagi, lanjutnya, Wapres juga menginginkan agar 100 persen komponen dalam pembangunan tersebut diupayakan berasal dari dalam negeri.
Sebelumnya, Pemerintah telah mempercepat proyek pembangunan listrik 35.000 megawatt dengan mulai membangun transmisi sepanjang 46.000 kilometer.