Senin 24 Aug 2015 15:44 WIB

Pertamina tak Setuju Penyesuaian Elpiji 12 Kg per Dua Bulan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Teguh Firmansyah
Elpiji
Foto: Republika/Prayogi
Elpiji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Pertamina (persero) tidak sepakat dengan usulan untuk melakukan penyesuaian harga elpiji 12 kg setiap 2 bulan. VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengungkapkan, waktu dua bulan tergolong terlalu cepat. Dampaknya, bisa memengaruhi distribusi karena bakal memicu penimbunan elpiji.

"Kita sebagai pelaku pasar melihat waktu kita melakukan penyesuaian di April, akhirnya masyarakat yang terganggu distribusinya. Karena terlalu naik, jadi ada oknum-oknum yang melakukan penimbunan, penyimpanan, penahanan barang," jelas Wianda, akhir pekan lalu.

Dampak selanjutnya bila terjadi penimbunan, lanjut Wianda, adalah adanya peningkatan harga yang tidak terkendali. Untuk itu Pertamina tetap berpegang pada rutinitas sebelumnya, yaitu melakukan penyesuaian harga elpiji di atas 6 bulan sekali. Hal ini juga dinilai bisa menjaga daya beli masyarakat.

"Dan itu membuat ongkos barang dan jasa yang harus diangkut untuk mengangkut elpiji juga meningkat. Jadi kita lihat langkah yang ideal itu melakukan penyesuaian secara periodik. Tidak musti 1-2 bulan," ujar Wianda.

Selain masalah penyesuaian harga, Wianda juga menegaskan bahwa fokus perseroan adalah untuk menjaga stok di pasar aman.  "Karena itu kerja yang besar ya di lapangan, jadi jangan sampai mereka susah mendapatkan barang di lapangan," lanjutnya.

Seperti diberitakan sebelumya, Indonesian Corruption Watch (ICW) mendesak Pertamina melakukan penyesuaian harga elpiji 12 kg setiap 2 bulan. Hal ini guna menghindari adanya upaya ambil untung terlalu besar yang dilakukan Pertamina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement