Rabu 19 Aug 2015 18:45 WIB

Amankan Pasar, Thomas Lembong akan Terapkan Market Friendly

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (kanan) bersama Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kiri) menyalami pejabat eselon I Kementerian Perdagangan usai serah terima jabatan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/8).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (kanan) bersama Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kiri) menyalami pejabat eselon I Kementerian Perdagangan usai serah terima jabatan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong menerapkan sistem market friendly untuk mengamankan stok dan distribusi bahan pokok di pasar. Upaya market friendly yang sudah dilakukan oleh pemerintah yakni melalui operasi pasar.

Menurut Thomas, operasi pasar merupakan suatu keharusan dan sudah menjadi standar kebijakan di banyak negara. Bahkan, Amerika Serikat juga masih melakukan operasi pasar untuk bahan bakar minyak (BBM).

"Di Amerika Serikat mereka punya petroleum strategic reserved, jadi kalau harga bensin naik terlalu besar maka pemerintah akan melakukan tindakan dengan melepas stok," ujar Thomas dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/8).

Thomas menjelaskan, di Indonesia sektor pangan merupakan hal yang sangat penting sehingga perlu dilakukan berbagai tindakan untuk mengamankannya melalui operasi pasar. Menurutnya, peran Bulog dalam melakukan operasi pasar sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan harga maupun ketersediaan pangan di masyarakat.

Selama ini, Bulog hanya melakukan operasi pasar untuk beras. Thomas mendukung sepenuhnya agar Bulog bisa melakukan operasi pasar untuk komoditas lain seperti daging sapi. Thomas mengharapkan konsumsi protein di masyarakat dapat terus meningkat, sehingga peran Bulog yang diamanatkan untuk melakukan operasi pasar daging sapi dan mengimpor sapi potong.  

 "Jadi kita lebih baik mencoba menertibkan harga dan pasokan dengan operasi pasar, itu yang namanya market friendly," ujar Thomas. Thomas menjelaskan, swasembada pangan memang mutlak dilakukan namun membutuhkan proses dan waktu.

Dia mengaku sangat mendukung rencana menteri pertanian untuk mendorong reformasi pangan dan meningkatkan daya saing peternakan. Swasembada pangan bisa tercapai melalui sinergi dan koordinasi yang baik antar kementerian.

Dalam hal ini menteri pertanian bekerja dari sisi teknis dan menteri perdagangan melihat dari tertib pasar. Dengan demikian, menurut Thomas, operasi pasar sudah cukup efektif untuk menjaga keseimbangan pasar.

"Upaya menindak oknum punya dampak sampingan kepada semua pelaku industri sehingga harga naik dan berdampak pada inflasi, secara garis besar presiden setuju saya diberikan amunisi untuk guyur pasar jika diperlukan," kata Thomas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement