Selasa 18 Aug 2015 18:12 WIB

Biodiesel Siap Diproduksi

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Biodiesel (ilustrasi)
Foto: olipresses.net
Biodiesel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bahan bakar minyak jenis solar dengan campuran 15 persen biodiesel dari minyak kelapa sawit siap diproduksi. Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit mangatakan bahan baku minyak sawit untuk diolah menjadi biodiesel sudah siap disalurkan.

"Penyalurannya kita mulai hari ini. Hari ini ada penandatanganan kerjasama antara pihak terkait," kata Ketua BLU CPO Fund Bayu Krisnamurthi seusai acara Penandantanganan Nota Kesepahaman serta Launching Biodiesel 15 persen di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (18/8).

Bayu menambahkan, terhitung sejak 17 Agustus hingga Oktober 2015, ada sekitar 339 ribu kiloliter biodiesel yang diproduksi. Ini sesuai dengan kontrak yang telah dilakukan PT Pertamina (persero) dengan beberapa produsen biodiesel.

"Akan ada kontrak baru juga sebanyak 426 ribu KL. Harapannya hingga akhir tahun penggunaan biodesel bisa mencapai 765 ribu KL," ujar  Bayu.

Bayu menegaskan ketentuan memakai biodiesel 15 persen ini akan sangat dapat mengurangi impor minyak. Dia mengatakan, produksi biodiesel bisa mencapai 1,5 juta KL dalam setahun. Itu artinya, ada 1,5 juta KL minyak mentah yang tidak perlu diimpor pemerintah.

Selain itu, kebijakan pencampuran biodiesel ini akan memberi dampak positif bagi industri sawit di Indonesia. Sebab, harga sawit Indonesia akan meningkat seiring dikuranginya ekspor sawit dengan adanya kebijakan ini.

Dalam kesempatan tersebut, dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman dengan lembaga keuangan, lembaga penelitianm dan produsen biodesel serta badan usaha penyalur BBM.

Penandatanganan pertama dilakukan dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. Ketiga Bank BUMN tersebut ditunjuk untuk mengelola dana perkebunan sawit yang dipungut dari eksportir. Bayu mengatakan, ketiga bank itu nantinya akan menggunakan dana pungutan untuk menyalurkan kredit kepada petani yang dapat digunakan untuk peremajaan kebun sawit.

Kerjasama kedua dilakukan dengan lembaga penelitian PT Riset Perkebunan Nusantara. "Kerjasama ini intinya untuk pengembangan penelitan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efisiensi perkebunan rakyat," ujarnya. Sedangkan penandatanganan kerjasama ketiga adalah penyediaan biodiesel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement