Senin 17 Aug 2015 19:14 WIB

2016, Pemerintah Pangkas Setoran BUMN Jadi Rp 31,2 Triliun

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) sesaat sebelum pembacaan pidato tanggapan penyampaian nota keuangan dan RAPBN 2016 oleh di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) sesaat sebelum pembacaan pidato tanggapan penyampaian nota keuangan dan RAPBN 2016 oleh di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah memangkas target pemasukan negara dari setoran laba atau dividen badan usaha milik negara (BUMN) pada tahun depan. Dalam draf Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2016, dividen BUMN ditargetkan Rp 31,2 triliun atau turun Rp 5,8 triliun.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, penurunan dividen tersebut mempertimbangkan proyeksi laba perusahaan pelat merah yang kemungkinan turut menurun akibat melambatnya perekonomian.

"Perhitungannya memang turun kalau dilihat dari laba BUMN pada tahun ini," kata Askolani di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (17/8).

Selain alasan proyeksi penurunan laba, pemangkasan dividen juga dilakukan agar BUMN memiliki ruang fiskal lebih besar untuk melakukan investasi. "Ini supaya akselerasi bisnis mereka lebih fleksibel. Jadi, BUMN bisa dapat dua, yaitu investasi dan penyertaan modal negara (PMN)," ujar Askolani.

Penurunan dividen BUMN ini juga dibarengi dengan pemangkasan PMN. Pada tahun depan, pemerintah berencana hanya memberikan PMN sebesar Rp 48,2 triliun. Jumlah itu turun Rp 22,2 triliun dari PMN pada tahun ini yang sebesar Rp 70,4 triliun. Pemerintah, sebut Askolani, ingin lebih selektif dalam memberikan PMN kepada BUMN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement