REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks reksa dana ikut terjun dikala pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa hari belakangan ini cenderung melemah. Khususnya reksa dana saham sejauh ini mengalami koreksi terdalam.
Meski begitu, Direktur PT. BNI Asset Manajemen, Isbono M.I. Putro justru mengatakan pada saat seperti ini investor tak perlu khawatir. Menurutnya, ini justru merupakan momen terbaik untuk membeli reksa dana.
"Saran saya beli reksa dana lebih banyak dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang lebih murah," ujar dia.
Ia mengatakan, investor akan mendapatkan return lebih tinggi jika membeli saat nilainya turun dan menjualnya lagi saat harga kembali tinggi. Itu meski saat ini tetap ada kemungkinan untuk menurun lebih dalam, dengan kondisi perekonomian yang fluktuatif.
"Prospek, reksa dana saham bagus, reksa dana campuran juga cukup bagus," ungkapnya soal jenis reksa dana yang paling memiliki prospek menguntungkan.
Sejauh ini, kedua jenis reksa dana itu memang yang paling tinggi mengalami kenaikan di nilai indeks. Terhitung pada 13 Agustus 2015, menurut data Infovesta Utama, nilai indeks reksa dana saham telah meningkat sejauh 2,58 persen dengan nilai 7.608,03.
Nilai indeks reksa dana saham adalah yang tertinggi dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Sementara, reksa dana campuran, nilai indeksnya naik sejauh 1,4 persen dengann nilai 5.340,93.
Pergerakan reksa dana ini terpantau linier dengan pergerakan IHSG. Pada hari yang sama, IHSG bergerak menguat sejak kemerosotan tajamnya selama dua hari beruntun. Penjualan IHSG pada hari itu (13/8) menunjukkan penguatan tajam sebesar 2,34 persen atau 104,76 poin ke level 4.584,25.