Senin 10 Aug 2015 20:03 WIB
Daging Sapi Melambung

Pedagang Daging Sapi Mogok, RPH Merugi

Rep: C01 / Red: Djibril Muhammad
Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 184 pedagang daging sapi di Kota Bandung dan pedagang lain di Bandung Raya melakukan aksi mogok berjualan sejak Sabtu (8/8). Aksi mogok para pedagang daging sapi ini menimbulkan kerugian di Rumah Potong Hewan (RPH).

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Elly Wasliyah mengatakan kegiatan pemotongan sapi di RPH milik Pemerintah Kota Bandung kemungkinan tidak berjalan hingga Rabu (12/8) mendatang. Tidak adanya aktivitas pemotongan sapi di dua RPH milik Pemerintah Kota Bandung, yaitu di Ciroyom dan Cirangrang, sudah terhenti sejak Sabtu (8/8) malam.

"Hal tersebut membuat RPH mengalami kerugian sebesar Rp 6 juta," terang Elly saat dihubungi pada Senin (10/8).

Meski kegiatan pemotongan sapi berhenti sementara akibat aksi mogok, kegiatan pemotongan daging sapi tetap berjalan. Elly mengatakan dalam sehari biasanya ada pemotongan babi sebanyak 40-50 ekor per hari. Dari pemotongan daging babi tersebut, Elly mengatakan RPH mendapatkan keuntungan sebesar Rp 2 juta per hari.

Sebelumnya, pedagang sapi melakukan mogok berjualan karena imbauan dari Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (Apdasi) Kota Bandung. Aksi mogok tersebut dilatarbelakangi oleh masih melambungnya harga jual daging sapi pascalebaran.

Aksi mogok tersebut juga dilatarbelakangi oleh kebijakan pembatasan kuota impor sapi. Melalui aksi mogok, Apdasi berharap Kementerian Pertanian dapat menghitung ulang kebijakan pembatasan sapi impor yang saat ini hanya 50 ribu per tahun.

Terkait hal tersebut, Elly belum bisa menarik kesimpulan adanya benang merah antara kebijakan pembatasan kuota sapi impor dengan harga jual daging sapi yang melambung.

Harga jual daging sapi, lanjut Elly, biasanya akan terjadi penurunan harga kembali pascalebaran. Akan tetapi, saat ini harga daging sapi di pasaran pascalebaran sama sekali tidak mengalami penurunan dan masih ada di kisaran Rp 110 ribu hingga Rp 130 ribu.

"Ini memang harus dicari benang merahnya, kenapa harga daging sapi tidak mengalami penurunan seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Elly.

Selama pedagang daging sapi mogok, Badan Urusan Logistik (Bulog) Pusat terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat di tiga kota yaitu Jakarta, Serang dan Bandung.

Direktur Pengadaan Bulog, Wahyu, mengatakan selama masih dibutuhkan dan diperintahkan oleh Pemerintah Pusat, pihaknya akan tetap memenuhi kebutuhan daging masyarakat melalui operasi pasar. "Kalau kurang, kami jalan terus, kami potong terus, kami siapkan terus," ungkap Wahyu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement