REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menindaklanjuti penanggulangan kekeringan di sejumlah wilayah dengan menurunkan hujan buatan. Alokasi anggaran yang disediakan Rp 200 miliar. Pemerintah terus memperbaharui data perkembangan kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia yang kemudian menjadi rekomendasi BNPB dalam mengantisipasi kekeringan.
"Dalam pelaksanaan hujan buatan, kita bekerja sama dengan TNI," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, Senin (10/8).
Sepanjang kekeringan 2015, BNPB telah menetapkan sejumlah titik hujan buatan di antaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung dan Nusa Tenggara Barat.
Hujan buatan menggunakan bantuan Pesawat II Hercules, Kasa 295 TNI AU, Kasa 212 yang ada di Kalimantan Barat dan Kasa milik Kementerian Pertanian. yang ada di kalbar. Dan kasa milik pertanian.
"Semoga dalam pelaksanaannya didukung ketersediaan awan," ujar dia.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut BNPB sebagai penjembatan koordinasi antarkementerian dan lembaga dalam menanggulangi kekeringan. Namun bukan berarti kekeringan telah menuai bencana. Terlebih di bidang pertanian, pemerintah akan siaga di musim panen periode September-November. Pantauan akan kondisi sawah terus diperketat guna mencegah gagal panen.
Kekeringan, kata dia, jangan diasumsikan terdampak pada lahan padi 14 juta hektare. Sebab dari 14 juta hektare tersebut telah terjadi panen padi hingga 76,3 persen sampai hari ini. "Berarti kan tidak bisa disebut kekeringan lagi," tuturnya.