Jumat 07 Aug 2015 21:24 WIB
Daging Sapi Melambung

Harga Daging Sapi Meroket, Produsen: Ini Fenomena Baru

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang daging sapi memotong daging untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging and Feedlot Indonesia Joni Liano mengatakan, kenaikan harga daging sapi sesudah lebaran merupakan sebuah fenomena yang anomali. Kenaikan harga tersebut bukan akibat dari faktor psikologis konsumen namun adanya supply demand yang tidak sesuai.

Joni menjelaskan, berdasarkan hitungan kebutuhan seharusnya pada Kuartal III 2015 impor sapi sebanyak 250 ribu ekor. Jumlah tersebut digunakan untuk kebutuhan Idul Adha, Natal dan Tahun Baru. Akan tetapi, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengurangi jumlah impor sapi pada Kuartal III 2015 menjadi 50 ribu ekor sapi dengan alasan, stok sapi lokal masih mencukupi.

"Ini merupakan fenomena baru, karena biasanya sesudah lebaran harga daging sapi pasti turun tapi sekarang malah naik," ujar Joni kepada Republika, Jumat (7/8).

Joni menjelaskan, stok sapi lokal sebenarnya tidak mencukupi karena peternak lokal lebih memilih untuk memotong sapinya ketika Idul Adha. Dengan demikian, kebutuhan daging sapi di dalam negeri tetap harus mengandalkan impor.   

Menurut Joni, apabila fenomena ini dibiarkan maka dikhawatirkan sapi betina akan dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di dalam negeri. Padahal, sapi betina merupakan penentu populasi sapi. Joni mengatakan, hal ini pernah terjadi pada 2012 ketika pemerintah membatasi impor sapi. Akibatnya sapi betina dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging sapi, dan saat Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan sensus terjadi pengurangan populasi sapi sebanyak 2,5 juta ekor.

"Pemerintah harus bertindak cepat dan kita harus duduk bersama untuk menyelesaikannya, memang dalam jangka pendek tidak terasa namun pemerintah juga harus memikirkan efek jangka panjangnya," kata Joni.

Joni mengatakan, harga daging sapi saat ini berada di kisaran harga Rp. 130 ribu per kilogram. Kenaikan ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di daerah sentra sapi seperti Madura, Bali, dan NTT harganya juga ikut naik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement