Jumat 07 Aug 2015 19:11 WIB

BI Minta Transaksi Luar Negeri Gunakan Mata Uang Lain

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Djibril Muhammad
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, menyampaikan materinya saat menjadi pembicara pada
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, menyampaikan materinya saat menjadi pembicara pada "seminar Sinergi fiskal dan moneter di era Jokowinomics" di Kampus Paramadina, Jakarta, Senin (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) meminta agar ada diversifikasi pembayaran transaksi luar negeri, terutama impor. Hal ini karena meski rupiah melemah terhadap dolar AS, tapi tak berlaku pada mata uang lainnya.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, rupiah melemah sekitar 8 sampai 8,5 persen terhadap dolar AS. "Rupiah itu sebenarnya menguat terhadap dolar Australia dan euro hingg 1-2 persen," jelasnya di Jakarta, Jumat, (7/8).

Ia menyarankan agar para importir membayar transaksi perdagangan dengan mata uang negara bersangkutan. "Kalau kita ada perdagangan dengan dolar Australia, itu akan menguntungkan importir Indonesia," tuturnya.

Menurutnya, transaksi luar negeri jangan terus menggunakan dolar AS. Dengan begitu akan lebih baik bagian Indonesia dan emerging market (pasar).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement