REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tercatat hanya 4,67 persen. Menurut data Reuters, angka pertumbuhan itu merupakan yang terendah sejak 2009.
Melambatnya pertumbuhan merupakan akumulasi beragam faktor. Dari mulai nilai ekspor yang anjlok hingga melemahnya tingkat konsumsi, investasi, serta impor.
Sementara belanja pemerintah yang seharusnya bisa mendongkrak pertumbuhan masih berjalan seret. Pejabat pemerintah mengatakan, penyerapan anggaran masih kurang dari 40 persen pada Juni. Terlebih belanja modal yang juga berjalan sangat pelan.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, belanja modal yang sudah diserap sepanjang semester I 2015 baru 9,74 persen atas sekitar Rp 275,8 triliun.
Jumlah itu lebih besar dari belanja modal tahun 2014 Rp 160,8 triliun. "Penambahan yang sekitar Rp 110 triliun ini sudah jelas dapat mendongkrak pertumbuhan," kata Suryamin di kantornya, Rabu (5/8).
Suryamin berharap pemerintah dapat melakukan percepatan penyerapan anggaran belanja modal. Kalangan pengamat menilai, pertumbuhan ekonomi akan lebih baik pada kuartal mendatang.
"Kami berharap pertumbuhan di kuartal kedua akan meningkat karena didorong oleh investasi, kendati kita ragu belanja infrastruktur akan sebesar seperti yang kami kira sebelumnya," ujar Leo Putra Rinald, ekonomi Mandiri Sekuritas, kepada Reuters.