Ahad 02 Aug 2015 19:00 WIB

Bisnis Ritel BSM berkembang Baik

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad
Merger Bank Umum Syariah: Petugas melayani nasabah di Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Senin (23/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Merger Bank Umum Syariah: Petugas melayani nasabah di Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan bisnis ritel bank-bank syariah berkembang positif. Sejumlah kebijakan dinilai jadi stimulu yang memihak industri.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Dwi Handaya mengatakan, perkembangan bisnis ritel BSM berkembanga baik.

Untuk remitansi, BSM sudah mempunyai jaringan ke Malaysia, Singapura, Brunei dan Hong Kong dengan 26 lembaga dan ratusan gerai. BSM juga tengah menjajaki peluang serupa di Timur Tengah, Korea Selatan, Jepang dan Australia.

Agus Dwi menyebut, volume remitansi Indonesia setahun mencapai sekitar Rp 100 triliun. Hingga Juni 2015, volume remitansi BSM mencapai Rp 2,2-2,3 triliun.

"Setahun, volume remitansi BSM bisa mencapai Rp 5-6 triliun, 5-6 persen dari volum nasional. Pendapatan jasa dari bisnis ini diharapkan bisa mencapai Rp 60-70 miliar," ungkap Agus Dwi.

Untuk bisnis gadai dan cicil emas, BSM sudah memiliki 306 gerai gadai dan 600 gerai cicil emas. Selain itu, ada 50 gerai gadai emas yang bekerja sama dengan induk Bank Mandiri dan 37 gerai dengan PT Pos.

Pembiayaan gadai hingga paruh pertama 2015 mencapai Rp 2,17 triliun  dan cicil emas mencapai Rp 105 miliar dengan nasabah 63 ribu.

Sebagai bank penyalur dana operasional dua APBN (BO2), terutama pembayaran gaji PNS di 14 instansi, BSM melihat ini pintu masuk untuk mendorong produk lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement