Rabu 29 Jul 2015 17:23 WIB

Optimisme Konsumen Indonesia Merosot

Rep: Sapto Andika/ Red: Esthi Maharani
Bendera Indonesia
Foto: ANTARA
Bendera Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Posisi Indonesia merosot ke peringkat ketiga sebagai negara paling optimis di dunia pada kuartal kedua 2015 ini. Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia turun 3 poin persentase dari kuartal sebelumnya. Padahal pada kuartal sebelumnya, Indonesia menduduki posisi kedua di bawah India, sebelum digeser oleh Filipina.

Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions merilis, India masih menjadi negara paling optimistis dengan skor indeks 131,  tertinggi sejak 2011. Posisi kedua ditempati Filipina dengan skor indeks 122.  Sedangkan Indonesia berada di posisi ketiga dengan indeks 120 atau turun 3 poin persentase dari kuartal sebelumnya.

Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin menjelaskan, meski mengalami penurunan optimisme mengenai prospek lapangan kerja dan keuangan pribadi dalam 12 bulan ke depan serta penurunan keinginan untuk berbelanja, konsumen Indonesia relatif masih optimistis.

Hampir 7 dari 10 konsumen Indonesia (68 persen) percaya prospek lapangan pekerjaan dalam satu tahun ke depan masih akan baik atau sangat baik. Angka ini menurun 6 persen dibandingkan dengan kuartal pertama 2015 yang sebesar 74 persen.

Dalam hal optimisme akan kondisi keuangan pribadi dalam satu tahun ke depan, 80 persen konsumen online menyatakan dalam 12 bulan ke depan kondisi keuangan pribadi mereka akan baik atau sangat baik, turun 4 persen dari kuartal sebelumnya.

Sementara itu  pandangan konsumen mengenai belanja juga masih positif, dengan lebih dari setengah (53 persen) konsumen mengindikasikan bahwa waktu 12 bulan ke depan merupakan waktu yang baik atau sangat baik untuk berbelanja barang yang mereka inginkan atau butuhkan. Angka ini menurun 3 persen bila dibandingkan dengan kuartal pertama yang sebesar 56 persen.

Namun demikian, lanjut Agus, secara umum konsumen online Indonesia masih berpandangan positif dan optimistis.

“Optimisme konsumen pada kuartal kedua ini memang sedikit menurun, namun kami yakin mereka masih memiliki kepercayaan diri atau keyakinan yang tinggi untuk jangka panjang,” tutur Agus Nurudin, Rabu (29/7).

Agus melanjutkan, pada kuartal kedua ini konsumen Indonesia masih mengkhawatirkan keadaan ekonomi nasional. Bahkan, Nielsen mencatat, tingkat kekhawatiran mengenai kondisi ekonomi meningkat menjadi 37 persen dibandingkan dengan kuartal pertama yang sebesar 33 persen.

Selain kekhawatiran akan kondisi ekonomi, kekhawatiran akan masalah kesehatan juga meningkat pada kuartal ini dibandingkan kuartal sebelumnya, dari 14 persen di kuartal pertama menjadi 17 persen di kuartal kedua. Kekhawatiran akan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan (work life balance) juga sedikit meningkat dari 16 persen di kuartal pertama menjadi 17 persen di kuartal kedua ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement