REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap hasil Muktamar PBNU dan Muhammadiyah mampu memberi solusi terkait masalah perekonomian bangsa.
Ketua MUI bidang pemberdayaan ekonomi umat, Anwar Abbas mengatakan jelang masyarakat ekonomi Asean tingkat kompetisi dan persaingan diantara produk dalam dan luar negeri semakin tajam.
Sehingga perhatian yang serius terhadap masalah ini menjadi penting agar kesejahteraan rakyat dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
"Kalau perusahaan dalam negeri tidak mampu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya maka tentu mereka akan kalah bersaing dan dalam bentuknya yang lebih ekstrim tentu mereka akan gulung tikar," ujarnya kepada Republika, Rabu (29/7).
Anwar menjelaskan, secara hukum ekonomi yang akan menang dalam persaingan pasar ekonomi Asean adalah perusahaan yang kuat dan mampu memuaskan keinginan customernya.
Apalagi jika perusahaan tersebut memiliki kekuatan modal dan teknologi. Jika pengusaha dalam negeri tidak mampu bersaing maka jumlah pengangguran akan semakin meningkat.
Untuk itu, muktamar NU dan Muhammadiyah yang akan berlangsung secara bersamaan diharapkan mampu memberikan perhtian serius dan mencari solusi terhadap masalah ini.
Jika bangsa Indonesia gagal dalam menghadapi masalah ini, maka rakyat Indonesia akan banyak yang jatuh miskin dan tidak lagi memiliki kemampuan daya beli.