REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pulau Jawa masih menjadi tujuan utama investasi. Dari realisasi investasi semester I 2015 Rp 259,7 triliun, senilai Rp 144,5 triliun atau 55,7 persennya ditanamkan di pulau Jawa. Sedangkan investasi di luar pulau Jawa terealisasi Rp 115,1 triliun atau 44,3 persen.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang dipublikasikan, Senin (27/7), investasi di pulau Jawa terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 48,8 triliun dan penanaman modal asing (PMA) 7,7 miliar dolar AS. Investasi dari PMDN kebanyakan bergerak di sektor konstruksi, industri makanan, transportasi, listrik, gas, dan air. Sedangkan PMA didominasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi, industri alat angkutan dan transportasi lainnya.
Pulau Sumatera menjadi tujuan investasi terbesar kedua dengan realisasi investasi Rp 44,7 triliun. Kemudian disusul Kalimantan (Rp 39 triliun), Maluku dan Papua (Rp 9,7 triliun), Sulawesi (Rp 14 triliun), Bali dan Nusa Tenggara (Rp 7,8 triliun).
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Edy Putra Irawadi mengaku cukup puas melihat data realisasi investasi semester I. Meskipun masih terpusat di Jawa, namun nilai investasi di luar pulau Jawa meningkat.
"Ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur, listrik, dan kawasan ekonomi khusus di luar pulau Jawa, mampu mendorong perluasan investasi," kata Edy kepada Republika, Senin (27/7).
Edy menjelaskan, para investor masih lebih senang menanamkan modalnya di pulau Jawa karena infrastruktur di luar pulau Jawa seperti jalan dan listrik belum memadai. Atas alasan itulah pemerintah saat ini begitu gencar melakukan percepatan pembangunan infrastruktur di luar pulau Jawa.