Senin 27 Jul 2015 17:54 WIB

PM Inggris akan Kunjungi Markas ASEAN Bahas Perdagangan Bebas

Rep: c37/ Red: Satya Festiani
Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Inggris David Cameron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Inggris, David Cameron, akan berkunjung ke Indonesia pada awal kunjungan empat hari ke Asia Tenggara. Selain untuk meningkatkan perdagangan bilateral, Cameron juga akan menempatkan perannya di belakang kesepakatan antara Uni Eropa dan ASEAN. Sebagai Perdana Menteri Inggris pertama yang mengunjungi Markas ASEAN di Jakarta, ia akan meminta Uni Eropa dan ASEAN untuk segera memulai negosiasi awal mengenai perjanjian perdagangan bebas.

"Kami juga bisa membuka lebih banyak pasar untuk bisnis Inggris dengan memanfaatkan kekuatan pasar tunggal Uni Eropa dengan 500 juta konsumen untuk menjamin transaksi perdagangan yang tegas dan ambisius dengan ekonomi ini yang paling cepat dan berkembang. Uni Eropa telah menunjukkan hal ini dapat dilakukan dengan perjanjian perdagangan dengan Singapura dan terobosan baru dalam pembicaraan dengan Vietnam tapi kesepakatan perdagangan Uni Eropa dan ASEAN akan benar-benar meningkatkan pertumbuhan biaya di pasar tunggal. Dan saya akan menyebutkan hal ini dalam diskusi saya dengan Sekjen Le Luong Minh (Sekjen ASEAN) hari ini. Di samping kesepakatan perdagangan Uni Eropa-AS, penawaran tersebut akan seperti tembakan di lengan untuk perekonomian Eropa," kata Perdana Menteri Inggris, David Cameron pada pernyataan tertulis yang diterima ROL pada Senin (27/7).

Kesepakatan antara dua blok perdagangan ini memiliki potensi untuk memberi keuntungan terhadap ekonomi Inggris sebesar 3 miliar poundsterling setiap tahun - hampir 120 poundtserling per rumah tangga - dengan menciptakan salah satu daerah perdagangan bebas terbesar di dunia dengan gabungan PDB lebih dari 20 triliun US dollars.

Mengikuti kesepakatan perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) Uni Eropa-Singapura dan berada di belakang kemajuan terbaru pada kesepakatan perdagangan Uni Eropa-Vietnam, Cameron berharap kebutuhan untuk pertumbuhan ekonomi di Eropa akan memacu perjanjian perdagangan dengan seluruh dunia.

"Kesepakatan ini benar-benar menghilangkan hambatan dan biaya untuk bisnis Inggris. Baru saja Jumat lalu di Jenewa, kami melakukan langkah besar yang lebih dekat dengan kesepakatan itu. Jika diselesaikan di Nairobi pada bulan Desember, ini akan menghilangkan tarif pada berbagai produk informasi, komunikasi dan teknologi (ICT) - ekspor senilai 6 miliar poundtserling untuk ekonomi Inggris dan mendukung industri Inggris senilai 58 miliar poundsterling per tahun. Ini bukti lebih lanjut tentang bagaimana kita dapat memberikan keamanan ekonomi untuk para pekerja keras di sini di Inggris dengan menjadi bangsa berpikiran perdagangan terbuka (open trade-minded nation) dan terlibat dengan dunia," kata Cameron.

Sebagai investor asing terbesar di ASEAN, Uni Eropa harus merebut posisi ini untuk mengamankan kesepakatan perdagangan baru. Australia, Jepang dan China sudah lebih unggul dalam kesepakatan perdagangan ini, karena sudah melaksanakan kesepakatan perdagangan bebas dengan blok Asia Tenggara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement