Senin 27 Jul 2015 10:11 WIB

Tren Industri Busana Muslim 2015-2020 Masih Cemerlang

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Winda Destiana Putri
Busana Muslim / Ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Busana Muslim / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Lembaga riset pasar dan konsultasi binsis asal Amerika Serikat, Grand View Reserach, memprediksi pasar busana Islam global akan meningkat.

Ini seiring pertumbuhan populasi Muslim di emerging market seperti Indonesia dan Malaysia serta penerapan aturan syariah di Timur Tengah.

Hijab, khimar, abaya, chador, jilbab, niqab, burqa, shlawar kameez dan yang sejenisnya akan makin banyak tersedia di pasar busana Islam.

Penerapan hukum syariah dan berkembangnya standar halal sejalan dengan kemajuan teknologi diprediksi akan di Timur Tengah diduga akan membawa dampak positif bagi industri pakaian.

Negara-negara Barat juga berkepentingan atas produk pakaian di negara-negara Islam sehingga makin banyak produk baru yang diluncurkan, serta pakaian dengan jahitan khusus akan menantang di tengah pertumbuhan pasar.

Perubahan tren ke arah jual beli daring meningkatkan kesadaran publik dengan tawaran-tawaran menarik yang juga akan jadi salah satu pendorong pasar, demikian kutipan ringkasan analisis Prakiraan Pasar Busana 2015-2020 Grand View Reserach di laman resmi mereka, Senin (27/7).

Asia Pasifik jadi salah satu pasar yang menjanjikan mengingat kawasan ini adalah pusat konsentrasi populasi Muslim.

Pertumbuhan industri tekstil di India dan Cina dengan bianya manufaktur yang murah dan fasilitasi pemerintah keduanya atas investasi asing diharapkan bisa membuat pasokan terjaga.

Timur Tengah juga membuka peluang serupa sebagai imbas merosotnya harga minyak. Karena itu, investasi industri tekstil di sana sangat berpotensi meningkat dan ikut menjaga keberlanjutan industri pakaian Muslim.

Relaksasi aturan hijab di Turki pada 2013 juga diharapkan bisa berdampak positif bagi industri pakaian Muslim dalam tujuh tahun pasca itu. Pun peningkatan industri halal di Eropa yang diharapkan bisa membuka pengembangan pasar busana Muslim baru.

Secara global, pasar busana Muslim terfragmen dengan beberapa pemain regional. Mereka berhasil memainkan peran dengan memenuhi selera lokal. Integrasi dengan laman jual beli daring membuat peluang pasar makin terbuka.

Grand View Reserch melihat beberapa produsen pakaian potensial dalam industri ini antara lain Muslim Shukr Islamic Clothing, Guangzhou City Haizhu Area Red Clothing, Haya Islamic Clothing, Woven Fabric Company, Modern Hejab, Halal Fashions SME, Hijabilicious, Muslim Apparel, Simply Islam, 411 Hijabs, Islamic Clothing dan East Essence.

Didukung kampanye pemerintah 'Make in India' pada September 2014, pada Mei 2015, East Essence bergabung bersama perusahaan jual beli daring Snapdeal India. Mereka ingin India menjadi pasar utama segmen pasar busana Islami, regional maupun internasional.

Di saat yang sama, perusahaan pakaian asal Italia, Mango, juga meluncurkan produk pakaian Muslim menyambut Ramadhan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement