Jumat 10 Jul 2015 10:11 WIB

Bursa Saham AS Naik, Bagaimana Saham Cina?

Rep: C32/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bursa saham (ilustrasi)
Foto: Reuters
Bursa saham (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bursa saham berjangka Amerika Serikat (AS) dan euro melonjak di perdagangan awal Asia pada Jumat ini, hal tersebut terjadi setelah Yunani menawarkan proposal reformasi baru kepada kreditur.

"Bursa saham berjangka AS lebih tinggi, tapi kami sedang menunggu untuk melihat apakah saham-saham di Shanghai terus pulih,” kata analis pasar IG Securities di Tokyo, Junichi Ishikawa seperti yang dilansir dari reuters, Jumat (10/7).

Ia menambahkan, harapan pada kesepakatan untuk Yunani kemungkinan akan mendukung saham Asia, meskipun akan terjadi volatilitas saham Cina. Untuk itu, mungkin akan diperlukan pergerakan saham Cina yang membaik sebelum banyak investor meningkatkan pembelian.

Selain itu, Beijing semakin panik terkait upayanya membendung jatuhnya pasar saham pada Kamis (9/7) karena saham Cina anjlok sekitar 6 persen. Di sisi lain, investor tidak yakin apakah keadaan buruk tersebut sudah berakhir dalam jangka pendek ini.

Diketahui, kemarin kreditur terbesar Jerman juga membuat konsesi kecil dengan mengakui Yunani akan membutuhkan beberapa restrukturisasi utang. Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari program baru untuk membuat keuangan publik yang layak dalam jangka menengah.

Sementara itu, saham S & P 500 berjangka naik 1 persen pada level 2.061,75, sebelumnya ditutup pada level 2.058,50. Euro naik 0,2 persen menjadi 1,1061, sebelumnya harga ditutup pada 1,1035.

Dolar juga menguat 0,3 persen terhadap yen pada level 121,71. Sedangkan Nikkei berjangka di Chicago menunjukkan kenaikan dari 0,2 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement