Kamis 09 Jul 2015 23:16 WIB

Walau Masih Ngutang, Indonesia takkan Bernasib Seperti Yunani

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Yunani gelar referendum setelah gagar bayar utang ke IMF.
Foto: Currencies.co.uk
Yunani gelar referendum setelah gagar bayar utang ke IMF.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpakhan menegaskan,  Indonesia tidak akan bernasib sama seperti Yunani meskipun masih menarik utang. Sebab, ada kondisi yang sangat berbeda antara Indonesia dan Yunani terkait pengelolaan utang.

Robert mengatakan, Yunani bisa terjerat krisis karena pemerintahnya tidak bijak dalam menarik utang. Buktinya, Yunani memiliki rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 170 persen. "Artinya,  utang Yunani lebih banyak daripada pendapatan mereka," kata Robert di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (9/7).

Indonesia, tegas Robert, memiliki pengelolaan utang yang jauh lebih baik. Rasio utang pemerintah hanya 25 persen terhadap PDB. Selain itu, utang yang ditarik pemerintah pun kebanyakan untuk membangun pertumbuhan ekonomi.

 "Kalau digunakan untuk kegitan produktif, maka bisa menciptakan PDB baru yang bisa menambah penghasilan negara," ujarnya.

Robert menambahkan, pemerintah dari tahun ke tahun juga terus berupaya mengurangi tingkat defisit anggaran. Pada tahun ini, defisit anggaran ditargetkan hanya 1,9 persen.  Sementara Yunani, defisit anggarannya bisa mencapai delapan persen. Padahal, pendapatan mereka dari pajak tidak bisa diandalkan.  Idealnya, defisit anggaran tidak boleh melebihi tiga persen.

"Jadi kunci agar tidak seperti Yunani, defisit anggaran jangan besar.  Rasio utang terhadap PDB harus terus dijaga," tegas Robert.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement