Senin 06 Jul 2015 14:29 WIB

BKPM Optimistis Investasi ke Indonesia Naik, Ini Alasannya

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan Investasi Dunia 2015 (World Investment Report 2015) menyatakan arus masuk investasi asing langsung ( Foreign Direct Investment /FDI) ke Indonesia pada tahun lalu tercatat tumbuh 20 persen menjadi 23 miliar dolar AS. Pertumbuhan ini lebih cepat dari Singapura yang hanya meningkat 4 persen menjadi 68 miliar dolar AS dan Vietnam yang pertumbuhan FDI-nya sekitar 3 persen menjadi 9,2 miliar dolar AS.

Merespons data tersebut, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani optimistis pertumbuhan penanaman modal asing ke Indonesia semakin meningkat. Menurut Franky, data World Investment Report tersebut memberikan optimisme Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi potensial di ASEAN bahkan Asia.

"Terlebih pemerintah saat ini sedang memperbaiki indikator kemudahan berusaha di Indonesia sehingga daya saing investasi Indonesia semakin meningkat," jelas Franky di Jakarta, Senin (6/7).

Dia menambahkan, BKPM saat ini tengah berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga lainnya untuk memperbaiki 7 dari 10 indikator kemudahan berusaha di Indonesia. Yakni indikator memulai usaha, perizinan terkait mendirikan bangunan, pendaftaran properti, penyambungan listrik, pembayaran pajak,penegakan kontrak, dan penyelesaian perkara kepailitan.

Franky menilai, BKPM telah mempresentasikan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan kepada Bank Dunia. Sehingga diharapkan peringkat daya saing investasi Indonesia semakin meningkat.

Saat ini, Indonesia menempati peringkat 114 untuk indeks kemudahan berusaha, di bawah negara ASEAN lainnya yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Franky mengakui persaingan menarik investasi ke depan semakin meningkat. Dia memberi contoh Vietnam yang berusaha memperbaiki iklim investasi dan melakukan Free Trade Agreement dengan sejumlah negara termasuk Uni Eropa.

Menurutnya investor asing yang akan menanamkan modal ke sana diberikan kemudahan dalam memperoleh lahan untuk kegiatan usaha, sehingga investasi bisa bertumbuh pesat. "Vietnam harus kita akui akan menjadi salah satu pesaing terberat kita," ujar Franky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement