Kamis 02 Jul 2015 16:28 WIB

Hasil Proyek Lumbung Pangan Merauke Diproyeksikan untuk Ekspor

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bongkar muat peti kemas ekspor dan impor di pelabuhan, ilustrasi
Foto: Republika
Bongkar muat peti kemas ekspor dan impor di pelabuhan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Produksi pangan yang nantinya dihasilkan oleh proyek food estate Merauke nantinya diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke negara terdekat. Hal tersebut disebabkan jalur transportasi yang belum terbuka, sehingga hasil panen lumbung pangan sulit untuk didistribusikan ke wilayah Indonesia bagian barat.

"Kecuali ada tol laut, mungkin akan bisa memasok ke wilayah Indonesia lainnya," kata Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA)  Winarno Tohir dihubungi pada Kamis (2/7). KTNA merupakan salah satu mitra kerja utama dalam pengerjaan proyek food estate merauke. Saat ini, kata dia, untuk memasok beras di wilayah Indonesia bagian timur pun masih dilakukan oleh daerah Sulawesi Selatan.

Ia pun sangat berharap tol laut dan akses transportasi dari Merauke ke daerah Indonesia yang lain segera terbuka. Terlebih, berdasarkan pantauannya, telah kentara persiapan pembukaan pelabuhan di Sorong, Merauke, Maluku dan Sulawesi Selatan. Meskipun tetap perlu ada kajian dan evaluasi memastikan jalur tersebut efektif.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengalokasikan dana Rp 700 miliar untuk lahan terintegrasi pertanian, perkebunan, dan peternakan di Merauke dana tersebut berasal dari APBN-P yang tidak terserap oleh daerah.

Terdapat dua faktor yang membuat Merauke terpilih sebagai salah satu area lumbung pangan. Pertama, lahan rawa sawah setempat bertipe C yakni tipikal pasang surut. Di samping itu, produktifitas untuk padi yang ditanam juga cukup tinggi mencapai 4 ton per ha.

"Pemerintah membangun fasilitas pendukung seperti waduk, jalan, listrik dan pabrik pengolahan, sedang berproses," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Muhammad Syakir. Diperkirakan, anggaran secara keseluruhan untuk mewujudkannya yakni sekitar Rp 7 triliun.

Empat provinsi lainnya yang terpilih diproyeksikan menjadi lumbung pangan seluas 500.000 hektare yakni Kalimantan Barat 120 ribu hektare, Kalimantan Tengah seluas 180 ribu hektare, Kalimantan Timur seluas 10 ribu hektare dan Maluku di Kepulauan Aru 19 ribu hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement