REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski berskala moderat, El Nino yang berlangsung hingga akhir tahun diprediksi mengancam keberlangsungan produksi lebih dari 200 ribu hektar sawah irigasi. Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) menyebut, lahan pertanian yang akan terkena El Nino lemah seluas 207.778 hektar, moderate seluas 222.847 hektar dan El Nino kuat 227.000 hektar.
"Tapi kita masih punya lahan rawa seluas 509 ribu hektar, ini yang akan kita manfaatkan," kata Kepala Badan Litbang Muhammad Syakir pada Selasa (30/6). Dikatakannya, potensi pengembangan wilayah rawa sebagai lahan pertanian digunakan untuk penanaman bahan pangan, tanaman hortikultura serta tanaman tahunan seperti karet dan kelapa sawit.
Lahan rawa, kata dia, dapat dimanfaatkan sebagai basis pengembangan tanaman pangan terutama di musim kemarau. Pasalnya, pasokan air berlimpah. Selain itu, saluran air juga berfungsi sebagai sarana transportasi. Di samping itu, sekitar 90 persen lahan rawa yang ada di Indonesia berada pada dataran rendah sehingga dinilai cocok dikembangkan sebagai lahan pertanian.
Kementan mencatat, luas lahan rawa di Indonesia mencapai sekitar 34,3 juta hektare. Sebagian besar di antaranya berada di kawasan Palembang, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak, Pekanbaru, dan Jambi.